Kita memiliki hak untuk berkhayal, atas apa yang kita lakukan.
Tertawa, menangis, ataupun kecewa mungkin salah satu pilihan yang hanya kita dapat dari terwujudnya khayalan itu.
Jika aku memilih, tak kan kupilih tuk kecewa dan menangis. Meskipun itu harus dihadapi.
Aku ingin tertawa.......( ha....ha....ha....)
Cinta...........maafkan ,
cukup aku berbisik dalam hati tuk ungkapkan kecewaku.
Antara siang dan malam, kita sendiri yang menentukan kapan untuk terlelap dan terjaga.
Saat terlelap kucoba berkhayal dan tersenyum dalam mimpi agar lelapku berarti. Tak peduli lagu kesedihan menyertainya.
Saat terjaga, aku haturkan segala Syukur jiwa ini masih melekat dengan akal.
Lalu mulai menyusun rangkaian khayal mimpiku. Tentang.....................:
“ suatu malam aku duduk di depanmu, ingatkah kau.....?.
saat aku bercerita dari menit ke menit, tak sadar telah berapa lama hati kita mengembara.
Aku duduk di hadapmu, memandang jauh kedalam hati. Terasa mata mu berkata :
“ kethulusan seseorang mengungkapkan rasa cinta bukan lahir dari belas kasihan “.
0 komentar:
Posting Komentar